Pendek kisah, masuklah mahasiswa jayus ini di sebuah universitas terkemuka di Solo. Ia pun mulai bangga sejak menenteng wadah gulungan kalkir di punggungnya. Walaupun sesungguhnya gulungan-gulungan kalkir itu adalah tugas berat bagi Yudhi.
Memulai jadi mahasiswa ngarsitektur adalah awal yang berat dan sulit. Terutama bagi Yudhi yang yang gamang soal gambar-menggambar. Hingga sering kali ia terbentur berkali soal pada tugas: dari gambar perspektif hingga mewarnai. Ide memasrahkan tugas gambar dengan metode “joki” ia jalani. Namun tetap saja nilai gambarnya jelek. Beda dengan teman-temannya yang dapat 4. Sementara ia di bawah 3.
Selebihnya kisah mahasiswa jayus yang mencoba ikut UMPTN lagi ini bisa kita simak dalam Kuch-Kuch Lebai Hai. Ini adalah buku keduanya setelah Asoy Geboy Bohai yang masih menyoal kegokilan dan daya humor dari arsitek gagal ini. Dalam buku ini Yudhi Herwibowo menuliskan soal polah calon arsitek, joki, cegu’an, beasiswa, dan lainnya dari kandang mahasiswa arsitek.
Silakan disimak, dijamin ngakak. Bagaimana soal lembur, rambut gondrong, plesiran, dan kesulitan arsitek gagal saat bisa masuk, tapi kesulitan keluar. Hha? opo meneh..Penasaran, simak saja, kisah mahasiswa salah jurusan.
Demikian Yudhi menceritakan ingatannya semasa menjadi mahasiswa arsitektur. Selanjutnya no comment dan saatnya menghibur diri dengan buku Kuch-Kuch Lebai Hai.