Gelitik Potret Pendidikan dalam Komik Strip

 
Kritik sosial pada dunia pendidikan di Indonesia digambarkan Eko S Bimantara lewat coretan gaya komik strip. Lucu, menggelitik, dan dijamin tertawa di setiap lembaran buku yang berjudul Guru Berdiri Murid Berlari.

Dalam buku terbitan Gradien ini, Eko cukup jeli menangkap situasi yang terjadi di sekolah dan di rumah siswa. Isu kekerasan, ujian nasional yang membuat stres siswa, mencontek, kenakalan siswa, nilai rapor, dan lainnya dilukiskan penuh canda dan humor satir di dunia sekolah, sebagaimana digambarkan Eko dalam kata pengantarnya.

Aksi kekerasan antara guru dengan murid cukup banyak digambarkan dalam buku ini. Misalnya bagaimana tangan guru bisa dengan mudah melakukan aksi penamparan dan pelemparan benda-benda di kelas pada murid-muridnya. Sementara di luar sekolah, kita biasa melihat pemandangan tawuran.

Apa yang digambarkan Eko dalam lembaran-lembaran komiknya, sungguh mengingatkan kita pada sisi lain dunia pendidikan kita yang harus segera diperbaiki. Termasuk soal gedung sekolah yang bocor.

Buku ini begitu menggelitik sekaligus membuat kita semua merenung dan berharap pada perbaikkan di dunia pendidikan Indonesia. Komik strip buatan mahasiswa Seni Rupa Universitas Nasional Jakarta ini ditutup dengan fenomena anak jalanan yang tidak bisa duduk di bangku sekolah. Menurut catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak, ada 11 juta anak usia 7-8 tahun tak terdaftar sekolah di 33 provinsi se-Indonesia.

Kumpulan komik strip ini tak sekadar menghibur dan mengundang tawa, tetapi coba mengkritik potret pendidikan di Indonesia.

      Share|