
Bagi Ayub, hidup pernikahan itu penuh warna, layaknya sebaris pelangi. Seperti yang dikatakan dalam sampul bukunya yang berjudul 81 Humor Suami Istri. Pada sampul belakang tesebut ia mengatakan hidup pernikahan itu penuh pernak-pernik. Ada lucu, ada ga lucu. Ada tragedy, ada komedi, ada suka, ada duka, ada tawa, ada air mata. Tinggal kita mau fokus ke yang mana. Dengan resiko ditanggung sendiri.
Semua orang tentu sepakat humor itu begitu dibutuhkan di dunia ini. Terutama bagi sepasang kekasih yang telah mengarungi bahtera rumah tangga. Tarik ulur tegangan dalam rumah tangga bisa teredakan lewat sepenggal humor yang sedemikian hingga membuat kedua pasangan tersebut sejenak melupakan kemarahan dan stres.
Berikut ini dua penggal kisah yang diambil dari buku 81 Humor Suami Istri. Di setiap kisah humor selalu disertai quote yang terkadang terkesan bijaksana. Ya, setelah tertawa kita diajak untuk merenung sejenak.
Jono diundang Ponirun makan malam di rumahnya. Jono memerhatikan, bahwa Ponirun terus menerus memanggil Sawijen dengan panggilan mesra. Sayang. Manis. Cintaku. Sayangku. Kasihku. Dan sebangsanya.
Jono berbisik kepada Ponirun, “Romantis sekali kamu ini, Run. Setelah puluhan tahun menikah, kamu tetap memanggil istrimu dengan kata-kata itu.”
Ponirun berkata sambil berbisik pula, “Sssttt. Jangan bilang-bilang, ya. Sebenarnya, aku lupa namanya sejak tiga tahun lalu.”
Ayah’s Quote
Jangan menilai seseorang hanya dari apa yang terlihat mata, karena bisa saja itu bukan keadaan sebenarnya. Hanya polesan. Hanya kemasan. Hanya kosmetik. Untuk menutupi kekurangan dan kelemahan, bahkan kesalahan.
***
Iklan
Ayah’s Quote
Pernikahan adalah keputusan penting dalam hidup. Maka, mestinya harus dipertimbangkan masak-masak. Karena, begitu melangkah masuk ke dalamnya, tidak ada kesempatan kedua. Poin of no return.
Kisah-kisah humor lainnya dapat Anda simak dalam buku 81 Humor Suami Istri yang diterbitkan oleh Gradien Mediatama.