Novel adaptasi dari film King ternyata ditulis dalam waktu lima hari. Uups, benarkah?
Mulanya novel King ini ditulis dalam waktu lima hari. Namun, ternyata pihak produser dari Alenia menolaknya. “Awalnya saya sok tahu. Saya mengira antara skenario dan film itu sama persis. Pada kenyataannya antara skenario dan film banyak yang berbeda,” jelas Iwok.
Saat revisi novel yang ketiga, Iwok menonton film yang masih draft di kantor Alenia Picture. Tuntutan dari produser, novel harus ini dibuat persis seperti dalam gambaran film tersebut. Seperti penggambaran adegan, karakter, dan penggambaran suasana padang rumput savana di Banyuwangi dan kawah Ijen. “Salah satu ciri khas dari film-film Alenia adalah penonjolan pemandangan keindahan Indonesia,” ujar penulis Gokil Dad.
Setelah diskusi ketat dan menonton film yang belum jadi pun ia lakoni, akhirnya sebulan persis novel ini kelar dan diterbitkan Gradien Mediatama.
Novel King adalah sebuah novel adaptasi yang ditulis berdasarkan spirit dari Liem Swie King, pejuang bulutangkis Indonesia. Dalam novel ini Anda diajak bertemu dengan kehidupan Guntur yang digembleng oleh ayahnya agar bisa menjadi seorang pemain bulutangkis layaknya Liem Swie King.
Bukan hanya itu, novel ini juga perkisah tentang persahabatan, cinta, dan hubungan anak dan orangtua.
***
Lalu apa bedanya menuliskan cerita sendiri dengan menulis novel seperti ini? “Bedanya menulis novel ini kita dibantu dengan alur cerita dan penokohan yang sudah ada. Yang menjadi tantangan, apa yang dituangkan novel ini harus dibuat persis seperti film,” jawab Iwok.
Talkshow yang dipandu Bastian Elmori Tobing ini adalah talkshow terakhir yang digelar di panggung Stan Kelompok Agromedia, Pesta Buku Jakarta 2009. Antusiasme pengunjung terlihat saat meminta tanda tangan dan foto bareng bersama penulis yang telah menelurkan 26 buku ini.