Hanya satu yang ada di benak Ivory: menjadi Claudia. Ya, Claudia yang cantik, bersuara lembut, kulit seputih susu, berambut panjang hitam dan lurus. Seiring berjalanannya waktu, obsesinya kian parah. Ivory pun melakukan apapun untuk menjadi—seperti—Claudia. Menjadi gadis lain yang begitu sempurna di benaknya.
Sebenarnya wajar saja jika seseorang mendambakan menjadi orang yang menurutnya ideal dan sempurna. Mungkin kamu pernah membayangkan menjadi seperti ratu. Ya..siapa sih yang nggak kepingin menjadi Cinderela. Termasuk dalam diri Ivory. Bedanya, Ivory menjadi sangat obsesif untuk mendambakan suatu hal.
Luka psikologis di masa lalu akibat ejekan dan hinaan saudari-saudarinya, membuat Ivory kian obsesif untuk membuktikan eksistensinya pada keluarganya. Nah, inilah awal yang bagus bagi Ivory, karena ia berhasil menempati karier strategis di sebuah perusahaan fashion. Ia nekat mengganti nama aslinya di KTP dengan Claudia Anastasia. Maka apapun akan ia lakukan untuk menjadi seperti Claudia. Ia pun belajar dari Claudia untuk memiliki beragam penampilan dan untuk mendapatkan segala.
Di sisi lain, keberadaan Ivory membuat beberapa orang menjadi iri akibat kedekatannya dengan Hendry, Director Purchasing. Sejak kehadiran Claudia di kantor itu, banyak hal-hal ganjil yang membuat atasannya naik darah. Seperti data yang hilang, VCD fashion yang diganti dengan MP3, dan lain sebagainya. Pendeknya intrik yang licik dan licin beredar di kantornya.
Separuh perjalanan dalam membaca novel ini memang terasa mengganjal. Ketegangan dan rasa penasaran yang terlanjur tersimak dari awal kian menjadi pada halaman pertengahan.
Novel ini dilatari dari dunia kerja dan fashion. Dunia kerja yang penuh intrik, persekongkolan yang tersamar dan dunia model yang glamour.
Bagaimana cara Ivory melepaskan diri dari obsesi yang kian ganas mengejarnya? Kisah selengkapnya bisa disimak dalam novel Swanderela, Metamorfosa Si Cantik Buruk Rupa yang diterbitkan oleh Gradien Mediatama.