Perjalanan Kreator Konten Mas Koko Ganteng Menjadi Penulis: Kisah di Balik Buku “Nak Kamu Enggak Apa-Apa Kan?”

mas koko ganteng

 

Perjalanan menuju ketenaran sering kali diwarnai dengan perjuangan dan tantangan, seperti yang dialami oleh Mas Koko Ganteng akhirnya menemukan panggilannya sebagai penulis dan meluncurkan buku pertamanya, “Nak Kamu Enggak Apa-Apa Kan?”.

Awal karir Koko di YouTube tidak berjalan mulus. Meskipun telah mencoba berbagai jenis konten, Koko merasa belum menemukan identitas uniknya. Persaingan ketat membuatnya merasa tertantang untuk menemukan arah yang tepat. Namun, berbagai konten yang ia buat tidak berhasil menarik perhatian audiens yang cukup besar.

Setelah menghadapi kegagalan di YouTube dan mengalami masa-masa sulit, termasuk masalah percintaan dan vakum dari dunia konten, Koko memutuskan untuk mencoba peruntungan di TikTok. Di platform baru ini, Koko mulai membuat konten yang berfokus pada keresahan dan pengalaman pribadi, terutama dalam hal percintaan dan kehidupan sehari-hari. Konten ini mendapatkan respons positif dan banyak yang menyukainya.

Salah satu cerita yang paling diingat oleh Koko adalah ketika seorang pria bercerita tentang masalahnya melalui Google Meet. Dia merasa sangat terbebani dan bahkan memikirkan hal-hal negatif. Koko mencoba memberikan saran dan dukungan, dan akhirnya pria tersebut kembali bercerita bahwa hidupnya sudah membaik dan dia telah menikah. Momen-momen seperti ini membuat Koko sadar bahwa apa yang ia lakukan memiliki dampak positif bagi orang lain.

Nama Koko Nugroho kini dikenal sebagai Mas Koko Ganteng, dan banyak yang bertanya-tanya tentang asal-usul nama tersebut. “Dulu sebenarnya nama akun TikTok saya bukan Mas Koko Ganteng,” ujar Koko. Ia terinspirasi oleh sosok musisi dan penulis terkenal, Fiersa Besari, yang dikenal dengan sebutan Bung Fiersa. “Saya suka dengan kata-kata dan lagu-lagunya,” tambah Koko.

Nama Mas Koko Ganteng muncul setelah akun TikTok Koko mencapai 500.000 pengikut, dan Fiersa Besari tiba-tiba mengikuti akun tersebut. “Saya merasa kaget dan bingung, takut dikira cuma pansos (panjat sosial),” cerita Koko. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Mas Koko Ganteng sebagai bentuk afirmasi positif. “Saya orangnya insecure, jadi saya pikir dengan mengganti nama dan sering diulang-ulang bisa menambah rasa percaya diri,” jelasnya. Nama asli Koko adalah Koko Dwiyanto, tetapi ia merasa bahwa menggunakan nama Mas Koko Ganteng membantu mengurangi rasa insecurenya. “Afirmasinya berhasil, teman-teman, karena kalau kalian lihat, ya memang ganteng kok,” kata Koko sambil tersenyum. “Semoga dengan ini insecurenya berkurang,” tambahnya.

Pengalaman sebagai kreator konten yang sering berbagi tentang keresahan dan pengalaman pribadi membuat Koko terpikir untuk menuangkan semua itu dalam bentuk buku. “Nak Kamu Enggak Apa-Apa Kan?” lahir dari keinginan Koko untuk menyampaikan pesan-pesan yang lebih mendalam tentang kehidupan, terutama mengenai inner child yang ada dalam diri kita. Buku ini terdiri dari lima bab yang menyelami berbagai aspek kehidupan, mulai dari keluarga, percintaan, hingga masa depan. Setiap bab ditulis dengan penuh emosi dan pengalaman pribadi. Misalnya, di bab pertama, Koko berbicara tentang hubungan dengan orang tua dan bagaimana perasaan seorang anak yang sering merasa tidak diperhatikan.

 

Melalui buku ini, Koko berharap dapat memberikan pengaruh positif bagi para pembaca. Koko ingin setiap orang yang merasa kesepian, terbebani oleh ekspektasi, dan mengalami overthinking dapat menemukan sedikit kedamaian dan pemahaman. Koko juga berharap bahwa orang tua yang membaca buku ini akan lebih peka terhadap kondisi anak-anak mereka dan sering menanyakan “Nak, kamu enggak apa-apa kan?”.

 

Perjalanan ini mengajarkan Koko bahwa kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa. Sebagai kreator konten dan sekarang sebagai penulis, Koko berkomitmen untuk terus menyebarkan pesan-pesan positif yang dapat membantu orang lain melalui masa-masa sulit mereka. Koko juga berharap bahwa buku ini dapat menjadi teman bagi mereka yang merasa sendirian dan memberikan mereka harapan bahwa mereka tidak sendirian dalam perjalanan ini.

nak kamu gapapa kanDengan buku “Nak Kamu Enggak Apa-Apa Kan?”, Mas Koko Ganteng ingin mengingatkan semua orang bahwa mendengarkan dan memahami perasaan orang lain, terutama anak-anak, adalah hal yang sangat penting. Semoga buku ini dapat membawa manfaat dan inspirasi bagi banyak orang, serta mengingatkan kita semua untuk selalu peduli dan memberikan dukungan kepada orang-orang di sekitar kita.

 

Upgrade Skill Kamu, Ikuti “Develop Your Creative Potential by Writing on Social Media”, Daftarnya Free!

sunday funday writing

Spesial untuk para pembaca di sekitar Cikarang dan Jabodetabek, silakan bergabung jika ingin meng-upgrade kemampuan menulis di media sosial. Bersama empat penulis bestseller, Getar Krisna, Gemala Hanafiah, Megakata, dan Dandy Arifin.

Keempat penulis ini akan mengajak kamu ngobrol seru “Develop Your Creative Potential by Writing on Social Media”.

Acara Free. Kalian cukup registrasi di link bit.ly/booktalkbookandbeyond. Pastikan kalian join, ya!

Catat waktunya, 7 Agustus 2022, pukul 13.00 – 15.00 WIB di Books & Beyond, Mall Cikarang.

Kalian cukup registrasi di link bit.ly/booktalkbookandbeyond. Pastikan kalian join, ya!

Sampai ketemu.

MENYAYANGI SECUKUPNYA, BERTAHAN SEPERLUNYA, & MERELAKAN SESUAI WAKTUNYA”

MENYAYANGI SECUKUPNYA, BERTAHAN SEPERLUNYA, & MERELAKAN SESUAI WAKTUNYA”

“Membaca buku KEPADA BETAH YANG PERNAH RUAH (Lovidinar) ini membuatku mengingat kembali kenangan-kenangan yang sengaja dia ciptakan lalu menghukumku dengan cara mengingatnya tanpa tahu waktu. Datang untuk kembali pergi.” (Wike Wijayanti). Baca ulasan lengkapnya di link blog-nya.


Informasi Pemesanan Buku

NOVEL BUAT KAMU YANG BERANI MENGAMBIL RESIKO DALAM MENCINTAI

NOVEL BUAT KAMU YANG BERANI MENGAMBIL RESIKO DALAM MENCINTAI

“ JAUH DI MATA NEKAT DI HATI” (Alfin Rizal) ceritanya sederhana dan relateable sama kahidupan sehari-hari. Yang bikin menarik adalah pemilihan kata dan penyusunannya. Alfin mampu merangkai tiap kata yang biasa menjadi menarik sehingga terasa manis. Menempelkan quotes di tiap bab juga menjadi daya tarik tersendiri yang masih jarang di novel lainnya. Penyajian kisah yang dekat dengan kehidupan kita membuat pembaca merasa masuk dalam kisah itu. Sampai-sampai aku merasa ini kisah non fiksi lho! (Rayuanmentari). Baca ulasan lengkapnya di link blog-nya.


Informasi Pemesanan Buku

“KALA”, NOVEL DENGAN DUA SUDUT PANDANG YANG MAMPU MENGOBRAK-ABRIK EMOSIMU


“KALA”, NOVEL DENGAN DUA SUDUT PANDANG YANG MAMPU MENGOBRAK-ABRIK EMOSIMU

“Kala ini bukan tipe bacaan berat kok. Pilihan yang tepat untuk mu para pecinta sastra dan prosa tapi dengan gaya penulisan seperti novel, Kala is a good choice!” (Hani Risjad)
Kala (Syahid Muhammad & Stefani Bella) menjadi salah satu Buku Best Seller di Gradien Mediatama yang sudah cetak lebih dari 50.000 eksemplar dan bertahan dari awal terbit di tahun 2017 sampai sekarang. Penasaran kan? Baca ulasan lengkapnya di link ini.



Informasi Pemesanan Buku

MENTAL ISSUE – FIKSI POPULER & SYAHID MUHAMMAD

MENTAL ISSUE – FIKSI POPULER & SYAHID MUHAMMAD

“Saya tak mengerti jalan seperti apa yang telah Bang Iid lalui hingga saat ini. Namun, dari karyanya yang telah saya baca, tak bisa tidak saya katakan, bahwa saya adalah salah satu dari banyak orang yang telah merasa ‘sembuh’. Terimakasih.” (Annisa Y. Fauzi).
Baca ulasan novel EGOSENTRIS & PARADIGMA (Syahid Muhammad) plus 4 bukunya yang sudah terbit di Gradien Mediatama (KALA, AMOR FATI, 25 JAM, SADDHA, & KAMU GAK SENDIRI) di link blog-nya.



Informasi Pemesanan Buku

Dapatkan novel Paradigma di market place Shopee, official store Gradien di link ini dan dan Egosentris di sini.

Atau melalui nomor Whatsapp Gradien di link ini.

NOVEL REMAJA DENGAN KEKAYAAN ALAM & PUISI YANG INDAH

NOVEL REMAJA DENGAN KEKAYAAN ALAM & PUISI YANG INDAH

Foto: peneabook.blogspot.com

“Banyaknya pembelajaran yang bisa kita dapet dari novel ini, mungkin bisa dibilang novel ini lebih ke petualangan, budaya dan sosial sih kalo menurut author, dibanding ke hal-hal romance seperti halnya cerita sepasang kekasih.” (Kamus Melangkolis). Penasaran dengan novel HILANG ARAH (Sdavincii) ini, yuk baca ulasan lengkapnya di link blog-nya.



Informasi Pemesanan Novel Hilang

hilang arah

Dapatkan novel Hilang Arah di Shopee official store Gradien di link ini.

Atau melalui nomor Whatsapp Gradien di link ini.

Rahasia Menulis ala Sdavincii: Membaca untuk Hiburan, Menulis Bisa Mengikat Ilmu

sdavincii

Rahasia Menulis ala Sdavincii: Membaca untuk Hiburan, Menulis Bisa Mengikat Ilmu

Sobat buku mungkin tidak asing lagi dengan kata-kata “menulis untuk mengikat ilmu”. Kabarnya tanpa diikat, ilmu akan hilang begitu saja. Dalam bahasa peribahasa Latin kita akan mengingat ini Verba volant, scripta manent. Yang artinya kata-kata lisan mudah dilupakan, tetapi tulisan-tulisan terus diabadikan (diingat).

Nah, urusan mengikat ilmu dengan tulisan ini, inspirasinya didapat saat mondok, Sdavincii membuka cerita alasan ia memilih jalur hobi penulisan. “Kalau kamu tidak terlahir sebagai anak raja atau ulama, maka jadilah penulis,” kisahnya sembari mengingat ucapan gurunya. Di balik qoute yang nampak klasik tersebut, penulis muda ini telah menelurkan tiga karya novel. Ketiganya berjudul Senyawa, Hilang Arah, dan Corona sebagai karya terbarunya. 

Di balik akun Instagram Sdavincii, inilah Safiq. Dalam akun Instagram-nya diikuti hampir 200 ribu pengikut, Safiq rutin mengunggah qoute-qoute seputar cinta, kehilangan, dan urusan perasaan lainnya. Upaya awal berasal dari penyaluran hobinya dalam menulis. 

Bagi yang ingin terpapar inspirasi dan bagaimana proses menulis, bisa menyimak obrolan berbagi bersama Safiq dalam menggali pengalaman menulis yang ditemani pemimpin redaksi Gradien, Tri Prasetyo (TP). Event curhat daring bersama penulis buku ini sudah ditonton 2000an pengunjung saat Live Streaming di Shopee Jakarta Book Fair 2020.

Kegiatan membaca itu hiburan bagi anak-anak pondok pesantren seperti Safiq. Novel dan koran menjadi pelarian Safiq untuk mencari hiburan. Jika ada novel, anak-anak bergantian antri untuk membaca. “Ba’daka,” ucap Safiq. Ba’daka, artinya setelah kamu. 

Aktivitas membaca di luar belajar ilmu agama, ini berlangsung hingga 6 tahun saat mondok. Tidak ada gadget saat mondok. Kegiatan membaca novel menjadi hiburan Safiq. Sementara urusan hobi menulis dulu sempat disalurkan di tembok berupa majalah dinding di pondok pesantrennya. Usai lulus mondok, Safiq menyalurkan hobi menulis di blog dan media sosial. 

Saat awal aktif di media sosial, Safiq belum mengenal dunia penerbitan buku. Ia baru menyadari dari seorang teman bahwa tulisan-tulisannya bisa saja diterbitkan oleh penerbit indie atau mayor. Caranya, seorang penulis bisa menerbitkan karyanya dengan mengirimkan naskahkah ke penerbit atau sebaliknya, penulis yang dihubungi penerbit. Pendek cerita, inilah pertemuan TP dari penerbit Gradien dengan Safiq hingga terbitlah karyanya.

Soal stimulus untuk penulis pemula, Safiq berbagi dengan menetapkan goal awal, misalnya menulis untuk kepuasan diri sendiri, dilanjutkan pada tahapan menulis untuk ditujukan untuk orang lain atau diterbitkan. Lalu tentukan gaya menulisnya, mau mendayu-dayu, puitis, atau lugas. “Untuk menentukan gaya penulisan hanya bisa dilewati dengan banyak membaca. Nah, soal konten dan tema, tentukan pesan yang dekat dengan kehidupan pembaca,” jelas Safiq sembari menekankan pentingnya kebiasaan menulis dalam keseharian.

Soal buku-buku yang menginspirasinya,  Safiq mengaku membaca Setahun Berkisah, Negeri Lima Menara, Garis Waktu, Api Sejarah, 100 Tokoh Dunia, serta buku-buku filsafat Islam. Nah, dukungan menjadi penulis dari keluarga muncul ketika Safiq, sudah membuktikan dengan karya. 

Sementara soal inspirasi tulisan, Safiq mengaku banyak riset kecil dengan bertanya kepada teman-temannya seputar permasalahan pasangan, seperti putuh cinta, ditinggal menikah, hingga ia pun menyimpulkan “di dunia ini lebih banyak yang patah hati”. Itulah bahan-bahan tulisan yang diramu Safiq.

Ingin menjadi penulis seperti Safiq, coba banyakin literasi bacaan dan jadikan menulis sebagai habit. Nah, bagi penikmat bacaan novel romance khususnya ceruk fiksi remaja, silakan kunjungi akun official Penerbit Gradien di Shopee, untuk menemukan karya-karya Sdavincii. 

Fonologi, Ubah Bunyi untuk Hadirkan Kemudahan Belajar Membaca

anak kecil belajar baca tulis

Fonologi, Ubah Bunyi untuk Hadirkan Kemudahan Belajar Membaca

Pengenalan belajar membaca yang baik dan menyenangkan memungkinkan bisa menstimulus anak terus menggemari aktivitas membaca. Harapannya aktivitas ini bisa menciptakan hobi yang positif hingga kelak ia dewasa. Sebaliknya bila salah pendekatan atau terlalu berambisi agar anak ingin cepat bisa membaca, maka memungkinkan anak-anak menjadi tertekan dan beranggapan membaca itu adalah hal yang tidak menyenangkan.

Bagaimana pengenalan belajar yang menyenangkan? Agar tidak membebani anak, gunakan durasi maksimal 12 menit per hari. Rutin dilakukan di waktu yang sama, hingga terbentuk menjadi jadwal dan kebiasaan bagi anak. 12 menit waktu yang akomodatif pada kondisi usia anak yang cenderung cepat bosan jika disuguhkan berlama-lama. Tidak terlalu pendek dan tidak terlalu lama bagi anak. Sebab umumnya, kondisi anak di bawah lima tahun, seperti yang kita ketahui lebih banyak bermain secara fisik dan mudah teralihkan perhatiannya.

Pendekatan Belajar Membaca dengan Ilmu Bunyi (Fonologi)

Cara yang natural memperkenalkan kata dan tulisan untuk anak biasanya menggunakan metode visual atau gambar. Fokus di gambar dan di dekatnya terdapat kata yang mewakili. Harapannya anak bisa menyebutkan dan menghafalkan tulisan/kata yang terdapat dalam lembaran atau poster tersebut.

Sementara agar anak banyak mengenal ujaran dan kosakata baru, mereka dibiasakan diajak mendengarkan, baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Semakin kaya akan kosakata di masa balita, anak punya kecenderungan mudah berkomunikasi. Output nya secara alami anak akan dilatih belajar berbicara. Banyak mendengarkan, berlatih berbicara dan bertutur. Maka ayah dan bunda, banyaklah membagikan cerita dan membacakan dongeng agar “syaraf bahasa” anak berkembang.

Lalu bagaimana dengan cara mengajarkan baca? Nah, untuk belajar membaca bunda perlu memandu anak-anak agar banyak memperlihatkan huruf, suku kata, dan kata. Bunda menyebutkan, anak mengulang. Namun metode klasik seperti itu memungkinkan anak mudah lupa huruf.

Kang Yuswan, lulusan Magister Linguistik dari Universitas Indonesia, coba membagikan metode belajar membaca dalam buku terbarunya “Mudah Belajar Membaca Metode Segitiga AIU”. Buku yang diterbitkan oleh Gradien ini coba mennggunakan rumus segitiga, huruf vokal AIU dengan cara simuktis (sistematis, mudah, dan praktis).

Rumusnya segitiga, AIU. Tiga huruf vokal yang akan diartikulasikan dan asosiasikan dalam rumusan belajar membaca. Kini, belajar membaca manjadi lebih mudah dengan metode yang ditawarkan oleh Yuswan, penulis buku Mudah Belajar Membaca Metodi Segitiga AIU. Saatnya mengulik bunyi untuk melancarkan belajar membaca di tingkatan usia balita.

Ternyata bukan hanya belajar berhitung yang memiliki banyak “jalan”. Belajar membaca dari nol pun punya aneka metode. Tidak perlu khawatir dengan jika anak bunda belum bisa membaca di usia pra sekolah, buku rujukan ini bisa dijadikan panduan untuk mendampingi anak-anak belajar membaca.

Silakan temukan buku Mudah Belajar Membaca Metode Segitiga AIU di toko buku Gradien dan toko buku daring.

Foto: unsplash.com

PADA SEBUAH KATA PERGI

EDISI SPESIAL BUKU BERTANDA TANGAN PENULIS

PADA SEBUAH KATA PERGI

Untuk Cinta yang Tidak Pernah Sudah

@Gentakiswara

Judul Buku                  : PADA SEBUAH KATA PERGI

Tagline                         : Untuk Cinta yang Tidak Pernah Sudah

Pengarang                   : @Gentakiswara

Isbn/Ean                     : 978-602-208-158-6

Ukuran                         : 13 x 19 cm

Tebal                           : 180 hlm

Jenis Kertas                : Bookpaper

Harga                          : Rp.50.000

Terbit                          : AGUSTUS 2017

 

Blurp  

Beberapa waktu yang lalu kita adalah sepasang keinginan untuk menyatu. Saling menyajikan kebahagiaan tanpa jemu. Menanyakan kabarmu adalah hobiku saat itu, membesukku adalah hal favoritmu setiap waktu. Beberapa masalah dapat kita tanggulangi tanpa menggerutu. Itu dahulu sebelum rasa sepi benar-benar membuatku mati. Sebelum dikhianati menjadi kendati kesedihan di hati. Sebelum hati ini dijeruji oleh sebuah kata pergi yang saat ini tidak bisa kumengerti. Sebelum kau dan aku menjadi sepasang diam yang dahulunya haram dengan kata bungkam.

 

Qoute-2-Pada-Sebuah-Kata-Pergi

 

Penulis

GENTA KISWARA akrab dipanggil Gegen. Lelaki berdarah Minang ini lahir di Kota Pariaman. Gegen memiliki hobi travelling, hiking, dan photography. Ia juga aktif di berbagai komunitas pecinta alam dan fotography.  Kecintaanya terhdap dunia travelling tidak tanggung-tanggung ia jalani. Beberapa gunung tertinggi di Indonesia telah ia daki. Bahkan beberapa surga tersebunyi di Indonesia telah ia kunjungi.

Tulisan-tulisannya tentang cinta, patah hai, dan kehilangan selalu menyertai dalam setiap postingan foto perjalanannnya yang ia unggah di Instagram. Buku “Pada Sebuah Kata Pergi” ini merupakan buku pertamanya. Kalian bisa menjumpai Gegen di Instagram @Gentakiswara atau Blog Jagatbelantara.blogspot.com.